Wednesday, March 25, 2020

berakhlak terpuji. 1b. home learning.

Pengertian Jujur Menurut Istilah

Jujur merupakan perilaku yang tulus dalam melakukan suatu yang diamanatkan, baik berbentuk harta ataupun tanggung jawab. Orang yang melakukan amanat diucap al- Amin, ialah orang yang terpercaya, jujur, serta setia. Dinamakan demikian sebab seluruh suatu yang diamanatkan kepadanya jadi nyaman serta terjamin dari seluruh wujud kendala, baik yang tiba dari dirinya sendiri ataupun dari orang lain. Watak jujur serta terpercaya ialah suatu yang sangat berarti dalam seluruh aspek kehidupan, semacam dalam kehidupan rumah tangga, perniagaan, industri, serta hidup bermasyarakat.

Kejujuran hendak membawakan seorang memperoleh cinta kasih serta keridaan Allah Swt. Kebohongan merupakan kejahatan tiada tara, yang ialah aspek terkuat yang mendesak seorang berbuat kemunkaran serta menjerumuskannya ke jurang neraka.

Kejujuran bagaikan sumber keberhasilan, kebahagian, dan ketenteraman, wajib dipunyai oleh tiap muslim. Apalagi, seseorang muslim harus pula menanamkan nilai kejujuran tersebut kepada anak- anaknya semenjak dini sampai pada kesimpulannya mereka jadi generasi yang mencapai sukses dalam mengarungi kehidupan.

Ada pula kebohongan merupakan muara dari seluruh keburukan serta sumber dari seluruh kecaman akibat yang ditimbulkannya merupakan kejelekan, serta hasil kesimpulannya merupakan kekejian. Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan adalan namimah (mengadu domba), sebaliknya namimah bisa melahirkan kebencian.

Demikian pula kebencian merupakan dini dari permusuhan. Dalam permusuhan tidak terdapat keamanan serta kedamaian. Bisa dikatakan kalau,“ orang yang sedikit kejujurannya tentu hendak sedikit temannya.

Sifat – Sifat Kejujuran Dibagi Beberapa Hal

Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut.

  • Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah Swt.
  • Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis ini.
  • Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.

Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran, karena jujur identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzāb/33:70)

 

Orang yang beriman perkataannya wajib setimpal dengan perbuatannya sebab sangat berdosa besar untuk orang- orang yang tidak sanggup membiasakan perkataannya dengan perbuatan, ataupun berbeda apa yang di lidah serta apa yang diperbuat.

Allah Swt. berfirman,“ Wahai orang - orang yang beriman! Kenapa kalian berkata suatu yang tidak kalian kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apaapa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. as-Saff/61:2-3)

Pesan moral ayat tersebut tidak lain memerintahkan satunya perkataan dengan perbuatan. Dosa besar di sisi Allah Swt., mengucapkan suatu yang tidak diiringi dengan perbuatannya. Sikap jujur bisa menghantarkan pelakunya mengarah kesuksesan dunia serta akhirat. Apalagi, watak jujur merupakan watak yang harus dipunyai oleh tiap nabi serta rasul. Maksudnya, orangorang yang senantiasa istiqamah ataupun tidak berubah- ubah mempertahankan kejujuran, sebetulnya dia sudah mempunyai setengah dari watak kenabian.

kegitan home learning. 1b mengerjakan tugas di bawah ini

0 comments:

Post a Comment