
Hari/Tanggal : Senin, 03 Februari 2025
Kelas : 6b
Tema : Menerima Qada’ dan Qadar
Sub Tema : Memahami Makna Qada’ dan Qadar
Metode Pembelajaran : 1. Saintifik, rool play,diskusi
Media Pembelajaran : Video Pembelajaran
Pembelajaran 7
Muatan Pelajaran: Agama Islam dan BP
2. Apersesi
pada kegiatan pemebeajaran kita hari ini pembelajaran tentang Memahami Makna Qada’ dan Qadar, kita diajak untuk menyelami konsep takdir yang ditentukan oleh Allah, yang mencakup keputusan Allah yang tidak bisa diubah (Qada’) dan takdir yang terperinci dalam kehidupan kita (Qadar). Pembelajaran ini memberikan pemahaman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, baik itu yang menyenangkan atau tidak, sudah dalam pengetahuan dan ketentuan-Nya, namun manusia tetap memiliki peran untuk berusaha, memilih, dan berikhtiar dalam hidup. Dengan pemahaman ini, kita diharapkan dapat lebih bijaksana dalam menerima segala peristiwa, sambil tetap berupaya untuk menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab.
3. Tujuan Pembelajaran
1. Akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Saintifik kooperatif rool play,diskusi, ceramah Mengamati Menyimak bacaan al-qur’an yang terkait dengan iman kepada Qadha dan Qadar secara individu maupun kelompok.Mengamati tayangan video tentang iman kepada Qadha dan Qadar Menanya Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna iman kepada Qadha dan Qadar siswa dapat :
- Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar.
- Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT
- Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif)
5. Materi
- Materi Fakta (sesuatu yang dapat diindera)
Takdir merupakan perwujudan atau realisasi dari qada. Hubungan antara qada dan qadar sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Qada adalah ketetapan yang masih bersifat rencana dan ketika rencana itu sudah menjadi kenyataan, maka kejadian nyata itu bernama qadar atau takdir. Dalam kehidupan sehari-hari, kita terbiasa menggunakan kata-kata takdir, padahal yang dimaksud adalah qada dan qadar. Takdir itu sendiri dibagi atas dua hal, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq
2. Materi Konsep (gabungan antar fakta yang saling berhubungan)
Pengertian Qada dan Qadar .
Dalil Naqli tentang Qada dan Qadar
Perilaku Cerminan Iman Kepada Qada dan Qadar
3. Materi Prinsip (generalisasi hubungan antar konsep-konsep yang berkaitan: hukum, teori, azas)
Kaitan antara Takdir, Ikhtiar, dan Tawakal
Macam-Macam Qada dan Qadar
4. Materi Prosedur (sederetan langkah yang sistematis dalam menerapkan prinsip)
Fungsi Iman kepada Qada dan Qadar datam kehidupan Sehari-hari
Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qada dan Qadar datam kehidupan Sehari-hari
Pengertian Qadla dan Qadar
Qada dan qadar atau takdir berasal dari bahasa Arab. Qada menurut bahasa Arab berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Qada menurut istilah, yaitu ketetapan Allah yang tercatat di Lauh Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh, makhluk atau alam semesta. Adapun qadar atau takdir yaitu ketetapan yang telah terjadi.
Dengan kata lain, takdir merupakan perwujudan atau realisasi dari qada. Hubungan antara qada dan qadar sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Qada adalah ketetapan yang masih bersifat rencana dan ketika rencana itu sudah menjadi kenyataan, maka kejadian nyata itu bernama qadar atau takdir. Dalam kehidupan sehari-hari, kita terbiasa menggunakan kata-kata takdir, padahal yang dimaksud adalah qada dan qadar. Takdir itu sendiri dibagi atas dua hal, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq.
1. Takdir Mubram
Takdir mubram, yaitu takdir atau ketetapan Allah yang tidak dapat diubah atau tidak dapat diubah oleh siapa pun. Contoh-contoh takdir mubram antara lain sebagai berikut.
a. Setiap makhluk pasti akan mengalami mati atau seseorang pasti hanya punya satu ibu kandung. Firman Allah swt.
Artinya: "tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu." (QS Ali Imran: 185)
b. Manusia pasti mempunyai akal, pikiran, dan perasaan.
c. Di alam semesta ini setiap benda bergerak menurut sunatullah. Artinya, segala sesuatu berjalan menurut hukum kekuatan, ukuran, sebab, dan akibat yang telah digariskan Allah.
Kayu mempunyai kemampuan berbeda dengan besi, manusia berbeda kekuatan tenaganya dibandingkan dengan gajah, matahari, bulan, bintang, dan planet-planet hingga benda-benda yang terkecil bergerak sesuai dengan garisnya, dan waktu tak pernah berhenti.
2. Takdir Muallaq
Takdir muallaq, yaitu takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia. Setiaphamba diberi peluang atau kesempatan oleh Allah untuk berusaha mengubah keadaan dirinya menjadi lebih baik. Firman Allah swt.
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. " (QS At Ra'd: 11)
Dalil Naqli dan Aqli tentang Fungsi Iman kepada Qada dan Qadar
Dalil naqli adalah dalil yang diambil dari Al Quran dan hadis. Banyak sekali dalil mengenai keimanan terhadap qada dan qadar, antara lain sebagai berikut.
1. Firman Allah swt.
Artinya: Katakanlah, sesekali-sekali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah orang beriman harus bertawakal." (QS At Taubah: 51)
2. Firman Allah swt.
Artinya: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (QS Al Qamar: 49)
Kaitan antara Takdir, Ikhtiar, dan Tawakal
Takdir sebagaimana telah dijelaskan adalah takaran, ukuran, ketetapan, peraturan, undang-undang yang diciptakan Allah tertulis di Lauh Mahfuz sejak zaman azali dan berlaku bagi semua makhluk-Nya. Takdir ada dua macam, yaitu takdir mubram dimana makhluk tidak diberi peluang atau kesempatan untuk memilih dan mengubahnya, dan takdir muallaq dimana makhluk diberi peluang atau kesempatan untuk memilih dan mengubahnya.
Ikhtiar adalah berusaha melakukan segala daya dan upaya untuk mencapai sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut bahasa Arab, ikhtiar berarti 'memilih'. Dua pengertian yang berbeda itu tetap mempunyai hubungan yang erat dan merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh, setiap orang mempunyai kebebasan memilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada yang mencari nafkah dengan berdagang, bertani, menjadi karyawan, wirausaha, dan lain sebagainya.
Tawakal diartikan dengan sikap pasrah dan menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Dalam bahasa Arab, tawakal berarti `mewakilkan', yaitu mewakilkan kepada Allah untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu urusan. Ajaran tawakal ini menanamkan kesan bahwa manusia hanya memiliki hak dan berusaha, sedangkan ketentuan terakhir tetap di tangan Allah swt. sehingga apabila usahanya berhasil, is tidak bersikap lupa diri dan apabila mengalami kegagalan, is tidak akan merasa putus asa. Pengertian seperti ini merupakan ajaran tawakal yang paling tepat.
Artinya: “Maka apa bila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (QS Ali Imran: 159)
Takdir, ikhtiar, dan tawakal adalah tiga hal yang sulit untuk dipisah-pisahkan. Dengan kemahakuasaan-Nya, Allah menciptakan undang-undang, peraturan, dan hukum yang tidak dapat diubah oleh siapa pun. Sementara itu, manusia diberi kebebasan untuk memilih dan diberi hak untuk bekerja dan berusaha demi mewujudkan pilihannya. Akan tetapi, setiap manusia tidak dapat dan tidak dibenarkan memaksakan kehendak kepada Allah untuk mewujudkan keinginannya.
Bertawakal bukan berarti bahwa seseorang hanya diam dan bertopang dagu tanpa bekerja. Orang yang sudah menentukan pilihan dan cita-citanya tanpa mau bekerja, hanya akan menjadi lamunan atau khayalan semata karena hal itu tidak akan pernah terlaksana. Firman Allah swt.
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya." (QS An Najm: 39)
Dalam sebuah hadis yang panjang dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dikisahkan bahwa ketika Khalifah Umar bin Khattab ra. dan pasukannya akan masuk ke negeri Syam dan telah sampai di perbatasan, ada yang menyampaikan laporan bahwa di negeri Syam tersebut tengah terjangkit penyakit menular. Khalifah Umar bin Khattab ra. akhirnya memutuskan untuk membatalkan ke negeri Syam dan kembali pulang ke Madinah. Abu Baidah berkata pada Khalifah, "Mengapa Anda lari dari takdir Allah?" Khalifah Umar bin Khattab ra. menjawab, "Kami lari dari takdir untuk mengejar takdir pula." Maksud dari pernyataan `lari dari takdir menuju takdir' itu adalah bahwa mereka memilih meninggalkan takdir yang buruk menuju pada takdir yang lebih baik. Manusia yang telah diberi fitrah dan pengetahuan untuk dapat membedakan baik dan buruk pasti akan senantiasa mampu menaati segala kebaikan dan menjauhi keburukan.
Oleh karena itu, sebagai penghayatan terhadap keyakinan akan takdir, ikhtiar, dan tawakal, maka kewajiban kita memilih segala hal yang baik. Adapun ukuran mengenai baik dan buruknya adalah norma yang tercantum pada Al Quran dan hadis, senantiasa tekun, bersungguh-sungguh dalam bekerja sesuai kemampuan, bertawakal, berdoa, tidak sombong atau lupa diri dan bersyukur apabila berhasil serta tidak berputus asa apabila belum berhasil.
4. Evalusi
Apa yang dimaksud dengan Qada’ dalam konsep takdir Islam?
a) Takdir yang dapat diubah sesuai usaha manusia
b) Keputusan atau ketentuan Allah yang sudah pasti dan tidak bisa diubah
c) Pilihan bebas manusia dalam kehidupan
d) Kejadian-kejadian yang dapat dirubah dengan doa
Qadar berhubungan dengan:
a) Keputusan Allah yang bersifat mutlak dan tetap
b) Waktu dan rincian peristiwa dalam kehidupan seseorang
c) Hanya kejadian yang bersifat baik
d) Pilihan manusia yang bebas dari ketentuan Allah
Bagaimana sikap yang sebaiknya dimiliki seorang Muslim terhadap takdir yang terjadi, baik yang menyenangkan maupun yang tidak?
a) Menyalahkan takdir dan merasa tidak puas
b) Menerima dengan sabar dan tetap berusaha untuk yang terbaik
c) Menghindari doa karena takdir sudah ditentukan
d) Tidak perlu berusaha karena semua sudah ditentukan
Dalam konteks Qada’ dan Qadar, manusia diberikan kebebasan untuk:
a) Mengubah takdir apapun yang sudah ditentukan
b) Memilih usaha dan ikhtiar, meskipun hasilnya sudah ditentukan oleh Allah
c) Menentukan takdirnya sendiri tanpa campur tangan Allah
d) Menentukan semua peristiwa dalam hidupnya
Soal Isian:
Qada’ adalah ketentuan Allah yang bersifat ___________ dan tidak dapat diubah oleh siapapun.
Qadar adalah takdir Allah yang mencakup ____________ dan rincian peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seseorang.
Sikap yang harus dimiliki oleh seorang Muslim dalam menghadapi takdir yang baik maupun buruk adalah _____________ dan tetap berusaha dengan sebaik-baiknya.
Soal Essay:
Jelaskan perbedaan antara Qada’ dan Qadar dalam konteks takdir Allah. Berikan contoh yang jelas untuk masing-masing!
Apa makna dari konsep Qada’ dan Qadar bagi seorang Muslim dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana pemahaman ini dapat membantu kita dalam menghadapi ujian hidup?
5. Kesimpulan.
6. Penutup
Sebagai penutup, memahami makna Qada' dan Qadar bukan hanya tentang menerima takdir yang telah ditentukan oleh Allah, tetapi juga tentang menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Qada' mengajarkan kita bahwa ada ketentuan Allah yang tidak bisa diubah, sedangkan Qadar memberi kita pemahaman tentang takdir yang terperinci dalam kehidupan kita. Meskipun segala sesuatu sudah ditentukan, kita tetap diberikan kebebasan untuk berusaha dan memilih jalan terbaik dalam hidup.
Penting bagi kita untuk selalu bersyukur atas segala yang diberikan-Nya, baik itu keberhasilan maupun ujian hidup. Dengan pemahaman yang benar tentang Qada' dan Qadar, kita bisa lebih ikhlas menerima setiap peristiwa yang terjadi, sambil terus berusaha dan berikhtiar untuk mencapai yang terbaik. Semoga kita semua dapat menjalani hidup ini dengan penuh sabar, ikhlas, dan penuh rasa syukur terhadap takdir yang telah Allah tentukan.
0 comments:
Post a Comment