3. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik terbiasa membaca Al Qur’an secara tartil.
2. Peserta didik Memiliki sikap toleransi dan simpati kepada sesama sebagai impleentasi dari pemahaman isi kandungan Q.S Al kafirun dan Q.S Al Maidah (5) : 2
3. Peserta didik mengetahui makna Q.S AL kafirun dan Al Maidah (5);2 dengan benar
4. Peserta didik membaca Q.S Al kafirun dan Al Maidah dengan jelas dan benar
5. Peserta didik menyebutkan arti Q.S Al kafirun dan Al Maidah (5) :2 dengan benar
6. Peserta didik mencontohkan perilaku toleransi dan simpati sebagai implementasi dari pemahaman Q.S Al Kafirun dan Al aidah (5) : 2
5. Materi
Dalam penjelasan gambar di atas di jelaskan dalam Qs al -kafirun sebagai pejelasan di bawah ini
Makna Surat Al-Kafirun
Surat Al-Kafirun memiliki makna yang kuat tentang toleransi beragama tanpa mengganggu akidah masing-masing pemeluk agama. Arti surat Al-Kafirun menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menolak dengan tegas untuk menyembah Tuhan selain Allah SWT.
Surat ini diturunkan Allah SWT untuk menjawab penawaran kaum musyrikin Quraisy kepada Rasulullah SAW. Pada masa penyebaran agama Islam di Makkah, kaum Quraisy mengajak Rasulullah SAW untuk menyembah tuhan mereka selama satu tahun. Sebaliknya, mereka berjanji akan menyembah Allah SWT sesuai dengan konsep Islam. Rasulullah SAW tentu menentang penawaran kaum Quraisy tersebut dan Allah SWT pun menurunkan surat Al-Kafirun.
Orang-orang kafir (Al-Kafirun) diambil dari perkataan “Al-Kafirun”, yang terdapat dalam ayat pertama surat ini (Q.S. Al-Kafirun). Yaitu seseorang yang tidak percaya kepada Allah SWT dan Rasulnya. Dan biasa disebut dengan kata kafir. Secara bahasa, berarti menutupi sesuatu, menyembunyikan kebaikan yang telah diterima atau tidak berterima kasih.
Jamak dari kata kafir adalah kafirun, kuffar. Dalam Al-Quran perkataan kafir mengacu pada perbuatan yang ada hubungannya dengan Tuhan. Seperti mengingkari nikmat-nikmat (berkah) Tuhan dan tidak berterima kasih kepadaNya (Q.S. 30:34); lari dari tanggung jawab atau melepaskan diri dari suatu perbuatan (Q.S. 14: 22); pembangkangan serta penolakan terhadap hukum-hukum Tuhan (Q.S. 5:44), dan meninggalkan amal saleh yang diperintahkan oleh Tuhan (Q.S. 30:44).
Namun, dari 525 kali kata kafir dan isytiqaq (kata jadian)-nya yang disebut dalam Al-Quran, arti kafir yang paling dominan adalah pendustaan atau pengingkaran terhadap Allah SWT dan Rasul-rasulnya, khususnya Muhammad SAW dengan ajaran-ajaran yang dibawanya.
Istilah kafir dalam pengertian yang terakhir ini pertama kali digunakan dalam Al-Quran untuk menyebut para kafir Mekkah (Q.S. 74:10) dan bahkan dalam Al-Quran terdapat surah Al-Kafirun yang khusus ditujukan kepada mereka.
Surah Al-Kafirun terdiri dari 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat al-Ma’un الكافر , 3 atau الكافرون , orang kafir adalah orang yang menentang yaitu bila melihat sinar kebenaran maka ia memejamkan mata dan bila mendengar kata-kata kebenaran maka ia sumbat telinganya.
Orang seperti ini tidak perlu lagi memperhatikan dalil setelah ditunjukkan kepadanya dan tidak mau mengalah terhadap hujjah bila menyakiti hatinya, ia justru menolak semua itu karena lebih senang dan merasa lebih cocok dengan apa yang terlintas dalam hatinya seperti yang dilakukan oleh banyak orang disekitarnya dan para pendahuluannya.
Amati vidio di bawah ini
Beberapa refleksi yang dapat diambil dari Surah Al-Kafirun antara lain:
Ketegasan dalam keyakinan: Surah ini mengajarkan pentingnya memiliki keyakinan yang kokoh dan tidak tergoyahkan dalam ajaran tauhid (keesaan Allah). Muslim diajarkan untuk tidak mengikuti kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid, meskipun hal itu bisa mendatangkan konflik atau tekanan dari luar.
Toleransi yang bijak: Meskipun menegaskan ketegasan dalam keyakinan, surah ini juga menunjukkan bahwa dalam urusan keyakinan dan ibadah, setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan keyakinannya masing-masing. Ini menunjukkan sikap toleransi yang bijak dalam berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki keyakinan yang berbeda.
Pengingat untuk tidak mengikuti mayoritas: Surah ini juga mengingatkan umat Muslim untuk tidak terpengaruh oleh mayoritas dalam hal keyakinan. Keyakinan yang benar tidak ditentukan oleh jumlah pengikutnya, tetapi oleh kesesuaian dengan ajaran yang benar.
Penegasan terhadap hakikat ibadah: Al-Kafirun juga menekankan bahwa ibadah harus dilakukan secara tulus hanya kepada Allah SWT. Hal ini mengingatkan umat Muslim untuk menjaga kesucian dan keikhlasan dalam ibadah mereka.
Pesan universal: Meskipun Surah Al-Kafirun ditujukan kepada umat Muslim pada zamannya, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya memiliki relevansi universal bagi setiap orang yang mencari kebenaran dan keikhlasan dalam keyakinan mereka.
Dengan merenungkan Surah Al-Kafirun, umat Muslim dapat memperkuat keteguhan dalam keyakinan, meningkatkan toleransi terhadap perbedaan keyakinan, serta memperdalam pemahaman tentang hakikat ibadah yang tulus dan ikhlas kepada Allah SWT.
Setelah anak soleh dan solehah mempelajari materi di bawah ini mari kita kerjakan soal evaluasi di bawah ini dengan teliti
Urian Materi
6. Evalusi
Setelah anak soleh dan solehah mempelajari materi di atas mari kita mengerjakan soal berikut
Pilihan Ganda
1. Menurut Surah Al-Kafirun, mengapa penting bagi seorang Muslim untuk tetap teguh pada keyakinan tauhid meskipun menghadapi tekanan sosial?
A. Untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat
B. Agar mendapat perlindungan dari pemerintah
C. Karena keyakinan tauhid merupakan inti dari iman Islam
D. Untuk menunjukkan kekuatan dalam berargumen
Jawaban: C. Karena keyakinan tauhid merupakan inti dari iman Islam
2. Apa yang dapat dipelajari dari sikap Rasulullah SAW dalam konteks pesan Surah Al-Kafirun tentang sikap toleransi terhadap perbedaan keyakinan?
A. Rasulullah SAW selalu mengikuti mayoritas pendapat
B. Rasulullah SAW menolak untuk berinteraksi dengan non-Muslim
C. Rasulullah SAW menunjukkan toleransi yang tinggi terhadap umat beragama lain
D. Rasulullah SAW hanya menerima orang-orang yang sepakat dengannya
Jawaban: C. Rasulullah SAW menunjukkan toleransi yang tinggi terhadap umat beragama lain
3. Bagaimana prinsip "tidak mengikuti mayoritas dalam hal keyakinan" yang disampaikan Surah Al-Kafirun dapat diterapkan dalam konteks pendidikan agama?
A. Dengan mengabaikan pendapat mayoritas guru
B. Dengan mendorong siswa untuk berdiskusi dan merenungkan ajaran agama secara mendalam
C. Dengan memaksa siswa untuk menerima satu keyakinan agama tanpa mempertimbangkan yang lain
D. Dengan mengadakan ujian untuk mengukur jumlah siswa yang mengikuti keyakinan mayoritas
Jawaban: B. Dengan mendorong siswa untuk berdiskusi dan merenungkan ajaran agama secara mendalam
4. Bagaimana konsep keikhlasan dalam ibadah, sebagaimana diajarkan dalam Surah Al-Kafirun, dapat mempengaruhi sikap dan tindakan seorang Muslim dalam kehidupan sehari-hari? A. Keikhlasan membuat seseorang menjadi kurang produktif B. Keikhlasan membantu seseorang mendapatkan pujian dari orang lain C. Keikhlasan mendorong seseorang untuk berbuat baik tanpa pamrih D. Keikhlasan membatasi kemungkinan seseorang untuk sukses
Jawaban: C. Keikhlasan mendorong seseorang untuk berbuat baik tanpa pamrih
5. Bagaimana konsep keikhlasan dalam ibadah, sebagaimana diajarkan dalam Surah Al-Kafirun, dapat mempengaruhi sikap dan tindakan seorang Muslim dalam kehidupan sehari-hari?
A. Keikhlasan membuat seseorang menjadi kurang produktif
B. Keikhlasan membantu seseorang mendapatkan pujian dari orang lain
C. Keikhlasan mendorong seseorang untuk berbuat baik tanpa pamrih
D. Keikhlasan membatasi kemungkinan seseorang untuk sukses
Jawaban: C. Keikhlasan mendorong seseorang untuk berbuat baik tanpa pamrih
6. Bagaimana Surah Al-Kafirun memberikan perspektif baru tentang konsep kebebasan beragama dan penghormatan terhadap perbedaan keyakinan dalam konteks globalisasi modern? A. Dengan menekankan pentingnya mengeksploitasi perbedaan keyakinan
B. Dengan menolak untuk mengakui keberagaman keyakinan
C. Dengan menyerukan untuk mengabaikan perbedaan keyakinan
D. Dengan mendorong dialog antarumat beragama untuk mencapai pemahaman yang lebih baik
Jawaban: D. Dengan mendorong dialog antarumat beragama untuk mencapai pemahaman yang lebih baik
Esai
1. Bagaimana menghargai perbedaan dapat memperkaya pengalaman sosial seseorang? Jelaskan dengan memberikan contoh konkret dari kehidupan sehari-hari atau sejarah.
2.Apa peran empati dalam mengembangkan sikap menghargai terhadap orang lain? Diskusikan dengan memberikan contoh tentang bagaimana empati dapat mempengaruhi hubungan antar pribadi.
3. Menurut pendapatmu, mengapa penting untuk menghargai pendapat orang lain dalam pengambilan keputusan kelompok? Berikan argumen yang mendalam dengan mengacu pada prinsip-prinsip kerja sama dan keberagaman.
4. Bagaimana menghargai keragaman budaya dan agama dapat memperkaya pengalaman belajar di lingkungan sekolah? Berikan contoh dari pengalaman pribadi atau observasi di sekolahmu.
Untuk siswa, kesimpulan dari pemahaman Surah Al-Kafirun (Surah 109) bisa disajikan dalam bentuk yang sederhana dan mudah dipahami sebagai berikut:
Pentingnya Keesaan Tuhan: Surah Al-Kafirun mengajarkan bahwa hanya Allah yang harus disembah. Umat Islam harus percaya dan beribadah hanya kepada Allah, tanpa mengikuti atau menerima keyakinan lain.
Perbedaan Keyakinan: Surah ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang jelas antara ajaran Islam dan ajaran lain. Sebagai Muslim, kita harus tetap berpegang pada ajaran Islam dan tidak terpengaruh oleh agama atau kepercayaan lain.
Kemandirian dalam Ibadah: Kita diajarkan untuk konsisten dalam ibadah kita dan tidak terlibat dalam praktik atau kepercayaan yang berbeda dari ajaran Islam. Kita harus yakin dengan keyakinan kita dan tidak mencampuradukkan dengan keyakinan lain.
Hormati Perbedaan: Meskipun kita memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang lain, penting untuk saling menghormati perbedaan tersebut. Namun, dalam hal keyakinan dan ibadah, kita harus tetap teguh pada apa yang kita yakini sebagai benar menurut Islam.
Dengan memahami Surah Al-Kafirun, siswa diharapkan dapat mengerti betapa pentingnya menjaga keimanan dan keyakinan dalam Islam serta memahami sikap yang benar terhadap perbedaan agama.
0 comments:
Post a Comment