Setelah mengikuti pembelajaran mengenai macam-macam najis, tata cara taharahnya, serta manfaat dan hikmah bersuci dari najis, diharapkan peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran sebagai berikut
Mengaplikasikan Tata Cara Taharah dalam Kehidupan Sehari-hari
Peserta didik dapat mempraktikkan tata cara taharah dalam kehidupan sehari-hari, seperti membersihkan tubuh, pakaian, dan lingkungan dari najis agar ibadah yang dilakukan tetap sah.Mengenal Manfaat dan Hikmah Bersuci dari Najis
Peserta didik dapat mengidentifikasi berbagai manfaat dan hikmah yang diperoleh dari bersuci dari najis, baik dari segi agama, kesehatan, maupun kebersihan lingkungan.Menumbuhkan Kesadaran untuk Menjaga Kebersihan dan Kesucian
Peserta didik diharapkan dapat lebih peduli terhadap kebersihan diri dan lingkungan serta menjaga kesucian dalam ibadah, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial.Memahami Hubungan antara Taharah dan Ibadah
Peserta didik dapat menyadari bahwa taharah atau bersuci merupakan bagian penting dari kesempurnaan ibadah dalam Islam, seperti salat, dan dapat menghubungkan pentingnya menjaga kebersihan dengan penerimaan ibadah oleh Allah SWT.
Tata Cara Taharah (Bersuci) dari Najis
Ada beberapa tata cara taharah yang perlu diketahui agar najis dapat dibersihkan dengan sempurna:
Mencuci dengan Air Cara paling umum untuk membersihkan najis adalah dengan menggunakan air yang cukup untuk mengalirkan kotoran najis hingga hilang.
Menggunakan Tanah
Dalam kondisi tertentu, seperti jika tidak ada air, tanah bisa digunakan untuk bersuci. Salah satunya adalah dengan cara tayammum, yaitu menyapu tangan pada tanah yang bersih dan mengusapkan pada wajah dan kedua tangan.Bersuci dengan Cairan Pembersih Beberapa jenis najis, seperti najis berat (anjing dan babi), memerlukan pembersihan dengan tambahan bahan lain seperti tanah untuk menghilangkan najisnya.
Bersuci dari Najis pada Pakaian Jika pakaian terkena najis, maka harus dicuci hingga bersih. Jika najis tersebut terbuat dari cairan, seperti urine, maka pakaian tersebut perlu dicuci dengan air yang cukup untuk memastikan najis hilang.
Manfaat dan Hikmah Bersuci dari Najis
Bersuci dari najis memiliki banyak manfaat dan hikmah yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim, baik dari sisi agama maupun kesehatan:
Menjaga Kesucian Ibadah
- Taharah atau bersuci dari najis adalah syarat sahnya ibadah, seperti salat. Salat yang dilakukan dengan pakaian atau tubuh yang terkena najis tidak sah.
Meningkatkan Kesehatan
- Bersuci dapat membantu menjaga kebersihan tubuh dan mencegah penyakit. Najis dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan kuman yang bisa menyebabkan infeksi.
Menciptakan Keadaan yang Bersih dan Suci
- Menjaga kebersihan diri tidak hanya bermanfaat untuk ibadah, tetapi juga menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman untuk diri sendiri maupun orang lain.
Mengajarkan Kedisiplinan dan Tanggung Jawab
- Proses bersuci mengajarkan seorang Muslim untuk selalu menjaga diri agar tetap bersih, baik fisik maupun rohani. Ini juga mengingatkan kita untuk lebih disiplin dalam hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan dan kesucian.
Mendekatkan Diri kepada Allah
- Dengan melakukan taharah, seorang Muslim menunjukkan kepatuhan kepada Allah dan menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Hal ini memperkuat hubungan spiritual antara seorang Muslim dengan Tuhannya.
Bersuci dari najis merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan memahami macam-macam najis dan tata cara taharahnya, kita dapat menjalankan ibadah dengan lebih baik dan menjaga kebersihan diri. Selain itu, bersuci juga membawa manfaat besar bagi kesehatan dan kebersihan lingkungan, serta memperkuat iman dan kedisiplinan. Semoga kita selalu diberi kemudahan untuk menjaga kesucian diri agar dapat menjalankan kehidupan dengan lebih baik dan mendekatkan diri kepada Allah.
BAHAGIAN-BAHAGIAN AIR
Air terbahagi kepada 4 :
1. Air mutlak
2. Air Mustakmal
3. Air Mutanajjis
4. Air musyammas
1. Apa yang dimaksud dengan najis mughallazhah?
a) Najis yang mudah dibersihkan dengan air biasa.
b) Najis yang sangat berat dan sulit dibersihkan.
c) Najis yang hanya dapat dibersihkan dengan tanah.
d) Najis yang dimaafkan dalam kondisi tertentu.
2. Manakah di antara berikut ini yang termasuk najis mughallazhah?
a) Kotoran manusia
b) Urine hewan halal
c) Air liur anjing
d) Muntahan makanan
3. Cara menyucikan najis mughallazhah (seperti anjing) adalah dengan:
a) Mencuci dengan air biasa sebanyak lima kali
b) Mencuci dengan air biasa sebanyak tujuh kali, salah satunya dengan tanah
c) Menggunakan sabun dan air biasa
d) Menggunakan tanah saja tanpa air
4. Najis yang dapat dengan mudah dibersihkan dengan air biasa disebut:
a) Najis mughallazhah
b) Najis mutawassithah
c) Najis hadas
d) Najis mustaḥabbah
5. Contoh najis mutawassithah adalah:
a) Air liur babi
b) Kotoran manusia
c) Urine anjing
d) Darah haid
6. Apa yang harus dilakukan jika pakaian terkena najis mutawassithah, seperti urine?
a) Cukup dibersihkan dengan kain kering
b) Mencucinya dengan air hingga bersih
c) Mengganti pakaian dengan yang baru
d) Menggunakan air yang tercampur dengan sabun
7. Tayammum digunakan sebagai pengganti bersuci dengan air ketika:
a) Air tidak dapat ditemukan
b) Kita tidak ingin menggunakan air karena malas
c) Tubuh kita terkena najis berat
d) Pakaian kita terkena najis
8. Salah satu hikmah bersuci dari najis adalah:
a) Menunjukkan kesungguhan dalam beribadah
b) Meningkatkan kecepatan dalam beribadah
c) Memperpanjang umur
d) Menjaga kebersihan lingkungan tanpa alasan agama
9. Bersuci dengan air tanah (untuk najis mughallazhah) mengandung hikmah:
a) Memudahkan pembersihan najis dalam waktu singkat
b) Mengajarkan kesabaran dan ketelitian dalam menjaga kesucian
c) Meningkatkan kualitas air tanah
d) Menjaga agar tubuh selalu kering
10. Apa hubungan taharah dengan ibadah dalam Islam?
a) Taharah tidak berhubungan dengan ibadah
b) Taharah merupakan syarat sah ibadah, terutama salat
c) Taharah hanya penting untuk menjaga kebersihan fisik
d) Taharah adalah kewajiban untuk kebersihan lingkungan
Kunci Jawaban:
- b) Najis yang sangat berat dan sulit dibersihkan.
- c) Air liur anjing
- b) Mencuci dengan air biasa sebanyak tujuh kali, salah satunya dengan tanah
- b) Najis mutawassithah
- b) Kotoran manusia
- b) Mencucinya dengan air hingga bersih
- a) Air tidak dapat ditemukan
- a) Menunjukkan kesungguhan dalam beribadah
- b) Mengajarkan kesabaran dan ketelitian dalam menjaga kesucian
- b) Taharah merupakan syarat sah ibadah, terutama salat