BERAKHLAK TERPUJI 2
PEMBELAJARAN 9
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Hari/ Tanggal : Selasa 02 Maret 2021
Kelas : 2 a,b dan c
Tema : Berakhlak Terpuji 2
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menghayati nilai-nilai sifat jujur,
2. Terbiasa berprilaku jujur,
3. Memahami akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari
Anak soleh dan solehah pada pertemuan kita hari ini kita membahas Akhlak terpuji yaitu sikap jujur
4 Sifat Nabi Muhammad yang Harus Dijadikan Suri Tauladan
Dalam kesempatan kali ini, yang akan dibahas memang khusus sifat shiddiq atau jujur. Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk mengetahui ke-4 sifat nabi supaya bisa lebih diteladani bukan?
1. Amanah
Sifat kedua yaitu amanah artinya bisa dipercaya, apabila ada urusan yang diberikan, maka dilaksanakan dengan baik.
2. Tabligh
Tabligh memiliki arti menyampaikan, sifat ketiga yang dimiliki Rasulullah ini sama artinya juga dengan menyampaikan wahyu. Sebagai seorang rasul, semua wahyu yang diterima pasti akan disampaikan kepada umat.
Sama dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, semua wahyu disampaikan tanpa terkecuali. Hal ini juga tertuang dalam Q.S Al-Maidah : 67 yang terjemahnya berbunyi,
“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Apabila tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”
3. Al-Fatanah
Al-Fatanah berarti cerdas, nabi dan rasul memang diberikan kecerdasan tinggi oleh Allah SWT. Kecerdasan yang tinggi dimaksudkan agar nabi dan rasul mengajak manusia ke jalan yang diridhoi Allah.
4. As-Shiddiq
As-Shiddiq merupakan sifat pertama dari nabi dan rasul yang harus diteladani dan memiliki arti jujur atau selalu benar. Sifat inilah yang nanti akan dibahas lebih jauh beserta berbagai contoh sifat jujur Nabi Muhammad yang lain.
Sifat As-Shiddiq juga menegaskan bahwa seorang nabi tidak pernah berbohong kepada orang lain. Contoh mengenai sifat ini tertuang pada Q.S Maryam 19:41. Isinya adalah perintah Allah untuk menceritakan kisah Nabi Ibrahim yang jujur dan membenarkan Ayat-ayat Allah.
Lebih Jauh Mengenal Sikap Jujur (As-Shiddiq) Nabi Muhammad
Sifat jujur Nabi Muhammad disebut dengan As-Shiddiq, penjelasan singkatnya sudah tertulis di atas.
Sikap jujur dalam islam dipandang sebagai sifat yang sangat penting dan harus dimiliki oleh semua muslim. Sifat ini seharusnya menjadi bagian dari karakter diri seperti yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT pada Q.S At-Taubah 9:19.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian dan hendaklah kamu sekalian bersama orang-orang yang jujur.”
Sikap atau sifat jujur tidak hanya jujur dalam perkataan saja. Setiap muslim seharusnya juga jujur di dalam pergaulan, jujur di dalam perbuatan, Jujur dalam berjanji, dll.
1. Jujur dalam Perkataan
Jujur dalam perkataan sangat mudah untuk dibuktikan benar atau tidaknya. Jenis kejujuran ini juga merupakan kejujuran yang paling sering dilanggar karena mudah dilakukan.
Jujur dalam perkataan tidak hanya ketika menjawab sebuah pertanyaan yang diajukan oleh orang lain. Jujur dalam perkataan juga berarti hanya memberikan atau menyebarkan informasi yang benar.
Rasulullah sangat membenci orang yang tidak jujur atau sering melakukan kebohongan. Bahkan, bagi Rasulullah sebuah kebohongan sudah bisa dipandang sebagai pengkhianatan yang besar. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud.
“Suatu penghianatan akan menjadi besar, jika engkau membicarakan kepada saudaramu, dan ia membenarkan pembicaraanmu, padahal engkau mendustainya”. (HR. Abu Daud).
2. Jujur dalam Pergaulan
Bergaul atau muamalah dalam islam memiliki hukum mubah, dan dengan syarat tidak melanggar syariat. Meskipun termasuk mubah, kejujuran tetap harus ditegakkan agar tidak melanggar syariat. Contohnya seperti saat berdagang, kejujuran harus dijaga ketika jual beli, tidak boleh seenaknya menaikkan harga.
3. Jujur dalam Menjaga Ketetapan Hati
Jujur dalam ketetapan hati berarti mempertimbangkan semua perbuatan sebelum dilakukan. Jangan sampai apa yang dikerjakan melanggar ketentuan syariat. Ketetapan hati ini akan menghindarkan dari berbagai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
4. Jujur dalam Berjanji
Allah sangat mencintai orang yang menepati janjinya dan tidak berbuat ingkar. Hal ini tertulis dalam firman Allah pada Q.S Maryam 19:54 yang artinya :
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) dalam Al-Qur’an, sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi.”
Mengingkari janji atau berbohong ketika berjanji merupakan salah satu tanda-tanda orang munafik. Tentu saja hal ini dibenci oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
5. Jujur dalam Menyatakan Kenyataan
Nabi Muhammad mengeluarkan sindiran kepada orang yang berpura-pura dan tidak jujur dalam menyatakan kenyataan. Sabda ini tertulis dalam Hadist Riwayat Muslim yang artinya :
“Orang yang merasa kenyang dengan apa yang diterimanya, sama seperti orang yang memakai dua pakaian palsu.”
Dalam menyatakan sebuah pernyataan, hendaklah itu sebuah kenyataan dan bukan yang lain. Kenyataan tidak seharusnya ditutupi hanya untuk pencitraan atau membangun pandangan baik terhadap diri sendiri.
Semua bentuk kejujuran yang dimiliki oleh Rasulullah tentu harus diteladani. Sebagai umatnya sudah menjadi kewajiban untuk mengikuti apa yang dicontohkan oleh beliau.
0 comments:
Post a Comment