Monday, July 20, 2020

Pelafalan kalimat tayibah


Mata Pelajaran               :  Akidah Akhlak
Kelas                              :  3a, 3b,dan 3C
Hari/Tanggal                  :  Selasa, 21 juli 2020
Oval: Kalimat Tayibah
 




Secara sederhana Kalimat Thayyibah berarti perkataan yang baik, sopan dan mengandung perbuatan ma’ruf serta mencegah dari kemunkaran.Ada banyak sekali macam kalimat thayyibah ini, seperti kalimat thayyibah tasbih (Subhanallah), kalimat thayyibah tahmid (Alhamdulillah), kalimat thayyibah takbir (Allahu Akbar) dan kalimat thayyibah tahlil (Laa ilaaha Illallaah). Semuanya ini juga disebut dengan kalimat dzikir.Ada juga kalimat toyibah Basmalah (Bismillaahirrohmaanirrohiim), kalimat thayyibah Assalamualaikum, kalimat thayyibah tarji’ (Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun), kalimat thayyibah istighfar (Astaghfirullahal ‘Adziim), dll.

Sebagai seorang muslim, kita harus bangga mengucapkan kalimat dzikir dan thayyibah dalam setiap keadaan. Sebagaimana mereka orang-orang yang lalai bangga mengucapkan kata-kata jorok dan kasar.

Kalimat toyibah diantaranya adalah sebagai berikut:
Kalimat Thayyibah Bismillah
  بسم الله الرحمن الرحيم adalah kalimat toyibah yang biasa digunakan untuk memulai segala aktifitas yang baik. Misalnya untuk memulai makan, memulai suatu pembicaraan, memutuskan segala sesuatu yang penting, dll.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

كُلُّ كَلَامٍ أَوْ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُفْتَحُ بِذِكْرِ اللهِ فَهُوَ أَبْتَرُ – أَوْ قَالَ : أَقْطَعُ

“Setiap pembicaraan/perkataan atau perkara penting yang tidak dibuka dengan dzikir menyebut nama Allah, maka terputuslah berkahnya.” (HR. Ahmad, 2: 359.)

Kalimat toyibah Bismillah ini memiliki arti “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”, oleh sebab itulah kita diperintah membaca Bismillah sebelum memutuskan segala sesuatu atau ketika akan memulai sesuatu yang baik.
Tujuan dari pengucapan kalimat toyibah Bismillah ini sebagaimana hadits diatas, yaitu agar tidak terputus berkahnya dari perkara baik yang kita lakukan.

Kalimat Thayyibah Assalamualaikum
Kalimat Thayyibah assalamualaikum adalah kalimat toyibah yang mengandung keselamatan dan kesejahteraan. Kalimat salam ini sunnah diucapkan apabila bertemu dengan sesama muslim, masuk ruangan, mengawali pembicaraan, dll. Namun wajib hukumnya menjawabi salam tersebut bagi orang yang diberi ucapan  salam.

Kalimat toyibah salam ini juga menjadi salah satu haq dari 6 haq yang harus dipenuhi oleh seorang muslim, sebagaimana sabda Nabi:

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ  وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذاَ مَرِضَ فَعُدْهُ  وَإِذاَ مَاتَ فَاتْـبَعْهُ .رَوَاهُ مُسلِم
“Haq muslim terhadap muslim lainnya itu ada enam:

1. Apabila kamu bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam kepadanya,
2.Apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya,
3. Apabila ia meminta nashihat kepadamu, maka berilah ia nashihat,
4. Apabila ia bersin dan mengucapkan “Alhamdulillah”, maka doakanlah ia dengan ucapan ‘‘Yarhamukallah’’,
5. Apabila ia sakit, maka jenguklah ia,
6. Dan apabila ia meninggal, maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim)



Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (yang serupa dengannya). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” ( QS An-Nisaa’ : 86)

Arti Assalamualaikum sendiri adalah “keselamatan dan kesejahteraan semoga tetap tercurahkan kepadamu”, maka sudah selayaknya kita juga kembali mendoakan untuk orang yang mengucapkan salam kepada kita.

Baca Juga:

Bacaan Tasbih, Tahmid dan Takbir Serta Keutamaannya
Dahsyatnya Bacaan Istighfar dan Doa Sayyidul Istighfar
Kalimat Thayyibah Subhanallah dan Masya Allah
“Subhanallah” adalah salah satu kalimat toyibah yang biasa diucapkan oleh Muslim Indonesia ketika melihat sesuatu yang menakjubkan. Sedangkan kalimat Masya Allah diucapkan ketika melihat sesuatu yang mengejutkan, mengagetkan, dsb.

Sebenarnya hal itu kurang tepat penempatannya, namun begitu, hal itu tetap baik untuk dilakukan karena keduanya merupakan sama-sama kalimat toyibah.

Adapun mengenai penempatannya sendiri yang lebih tepat adalah sebagai berikut:

1. Pendapat Pertama
Pendapat pertama mengatakan bahwa kalimat toyibah tasbih ini lebih tepat diucapkan ketika sedang dalam keadaan takjub atau heran atas sesuatu atau peristiwa yang terjadi yang tidak pantas untuk Allah, baik yang didengar atau dilihat. Adapun dasarnya adalah sebagai berikut:

Abu Hurairah ra. pernah bertemu dengan Nabi SAW sedangkan ia dalam kondisi junub. Kemudian Abu Hurairah ra. pergi mandi tanpa pamit kepada Baginda Rasulullah SAW. Setelah Abu Hurairah ra. kembali Rasulullah SAW pun bertanya, “mengapa tadi kamu pergi”? Abu Hurairah ra. menjawab, “Aku junub, dan aku tidak suka duduk bersama Engkau wahai Rasulullah sedangkan aku dalam kondisi tidak suci.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda:

سُبْحَانَ اللَّهِ! إِنَّ الْمُسْلِمَ لاَ يَنْجُسُ

“Subhanallah! Sesungguhnya muslim itu tidak najis.” (HR. Bukhari: 279)

Rasulullah SAW heran terhadap sikap Abu Hurairah yang menyangka bahwa dirinya najis hanya karena dalam keadaan junub. Oleh sebab itu, Nabi pun menjelaskan bahwa seorang muslim itu tidak najis meskipun dalam keadaan junub. Sehingga tidak perlu minder jika bertemu bertemu dengan sesama muslim.

Sedangkan dalam kondisi takjub atas suatu peristiwa, dasarnya adalah:

Dari Muhammad ibn Jahsy ra, “Suatu ketika Rasulullah SAW melihat ke langit, kemudian beliau bersabda:

سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا نُزِّلَ مِنَ التَّشْدِيدِ

“Subhanallah betapa berat ancaman yang diturunkan ….”

Pada lanjutan hadits diatas, Rasulullah SAW takjub/kaget terhadap suatu ancaman yang diturunkan Allah kepada orang-orang yang malas dalam membayar hutang.

Kalimat thayyibah subhanallah ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an:

“Mereka (orang-orang Nasrani) berkata, ‘Allah mempunyai anak’, Maha Suci Dia (dari tuduhan itu).” (QS. Al-Baqarah:116)

Sedangkan kalimat Masya Allah adalah lebih tepat ketika melihat hal yang indah-indah dan mengagumkan (kebalikan dari kebiasaan masyarakat kita).

Allah berfirman:

وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

“Mengapa ketika kamu memasuki kebunmu tidak mengucapkan “Maasyaa Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. al-Kahfi: 39)

2. Pendapat Kedua
Menurut pendapat yang kedua, pengucapan kalimat Subhanallah atau Masya Allah lebih rinci lagi.

1.“Subhanallah” boleh diucapkan ketika melihat/mendengar/mengetahui sesuatu yang indah atau menakjubkan, dengan catatan sesuatunya tersebut murni atas kuasa Allah tanpa campur tangan manusia.



Contohnya adalah saat kita melihat pemandangan alam yang indah, mukjizat nabi-rasul, karomah, atau ketika terjadi peristiwa gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya.

Pemahaman ini berdasarkan ayat pertama dalam surat Al-Isra’ dan beberapa ayat lain dalam Al-Qur’an:

سبحان الذي اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الاقصى الذي باركنا حوله لنريه من اياتنا انه هو السميع البصير

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

2.“Masya Allah” diucapkan ketika kita melihat/mendengar/mengetahui suatu kejadian yang indah atau menakjubkan, namun terdapat peranan manusia dalam kejadian tersebut.

Contohnya adalah ketika kita melihat suatu bangunan yang megah dan indah, memasuki taman yang cantik,  suatu prestasi atau teknologi yang canggih dan lain sebagainya.

Allah berfirman di surat al-Kahfi,

وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

“Mengapa ketika kamu memasuki kebunmu tidak mengucapkan “Maasyaa Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. al-Kahfi: 39)

Ayat tersebut pemahamannya menggunakan penjelasan yang sama dengan yang diatas tadi. Dalam ayat tersebut, objek dari pengucapan “Masya Allah” adalah kebun.

Sedangkan dalam kebun tersebut, selain terdapat tanaman-tanaman yang tumbuh atas izin Allah, juga ada usaha dari manusia pemilik kebun yaitu menanamnya, memupuki, menyirami dan seterusnya.

Arti Subhanallah dan Masya Allah
Kalimat Thayyibah Subhanallah (سبحان الله) artinya adalah “Maha Suci Allah”. Maksudnya yaitu, Allah adalah Dzat yang Maha suci dari segala kekurangan, keburukan, kecacatan dan segala hal yang bertolak belakang dengan sifat kesempurnaan Allah. Ungkapan ini juga sekaligus menunjukkan keagungan Allah, bahwa memang Allah-lah satu-satunya Dzat yang Maha Suci.
Sedangkan arti Masya Allah (ماشاء الله) adalah “Segala sesuatu terjadi Atas kehendak Allah”.
Kalimat Thayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billah
Selain disebut sebagai kalimat toyibah, kalimat dzikir La Haula Wala ini disebut juga dengan bacaan hawqolah. Kalimat dzikir ini merupakan suatu bentuk kefanaan manusia.

Yaitu sebuah pengakuan atas kelemahan dan ketidak berdayaan diri manusia, meskipun kuasa sekecil bij dzarroh. Tidak ada kekuatan sama sekali dalam berbuat taat, kecuali atas pertolongan Allah. Dan tidak ada daya sama sekali untuk menghindar dari ma’siat, kecuali juga atas pertolongan Allah.

Dengan demikian, terbukalah kefahaman bahwa Allah adalah dzat yang benar-benar Maha kuasa, sedangkan kita tiada kuasa sama sekali.

Setelah adanya pengakuan tersebut, maka kalimat dzikir hawqolah ini diucapkan ketika seseorang memiliki ‘azam, yaitu suatu keinginan yang kuat. Karena dari kalimat toyibah ini timbul pancaran tawakkal yang kuat.

Kalimat Thayyibah Tahlil
Kalimat Thayyibah Tahlil adalah kalimat dzikir Laa ilaaha Illallaah, disebut juga dengan kalimat tauhid. Sebab makna dari kalimat dzikir ini berisi tentang ke-ESA-an Allah.

Disebut kalimat tauhid karena meniadakan segala sesembahan melainkan hanya Allah. Arti kalimat dzikir ini adalah, “Tiada Tuhan yang haq disembah kecuali hanya Allah”.

Bacaan Tahlil ini adalah sebaik-baik kalimat dzikir, sebagaimana hadits Nabi SAW :

أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَفْضَلُ الدُّ عَاءِ الْحَمْدُ للهِ

Sebaik-baik dzikir adalah (membaca) lâ ilâha illallâh. Dan sebaik-baik doa yaitu alhamdulillah (HR. al-Bukhari no.99)
Salam
Kalimat thayyibah salam yaitu as-salamua’laikum ( السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ )  yang berarti semoga keselamatan dan kasih sayang Allah serta kebaikan terlimpah kepada kalian.
Kalimat ini diucapkan ketika bertemu dengan sesama muslim, bertamu, memulai suatu pertemuan atau majelis, dan berpisah.
2. Basmallah
Kalimat thayyibah basmalah yaitu bismillah (بِسْمِ اللّه) atau  bismillahirrahman nirrahiim ( بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ) berarti dengan nama Allah atau dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kalimat ini diucapkan ketika melakukan berbagai macam amalan ibadah, melakukan sesuatu, diniatkan untuk mendapatkan keberkahannya, saat keluar rumah, saat berkendaraan, saat belajar, bersenggama dan lain-lain.   
3. Tasbih
Kalimat thayyibah tasbih yaitu subhanallah ( سُبْحَانَ اللَّه ) artinya Maha Suci Allah dari berbagai macam hal yang tidak pantas bagi-Nya.
Merujuk pada beberapa hadits shahih, kalimat ini diucapkan ketika berada dalam situasi berikut.
·         berdzikir
·         ketika melakukan kesalahan di suatu majelis
·         setelah berwudhu
4. Tahmid
Kalimat thayyibah tahmid yaitu alhamdulillah (الْحَمْدُ لِلَّهِ ) atau segala puji bagi Allah. Kalimat tahmid yang lengkap adalah alhamdulillahirabbil ‘alamin yang berarti segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Kalimat ini diucapkan sebagai bentuk rasa syukur dan ungkapan rasa terima kasih kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala apa yang diterima.  
Merujuk pada beberapa hadits shahih, kalimat tahmid biasanya diucapkan pada situasi berikut.
·         saat mendapatkan rezeki dari Allah subhanahu wa ta’ala
·         mendapat kebahagiaan
·         ketika melihat orang yang tertimpa musibah
·         ketika melihat sesuatu yang tidak disukai
·         mengerjakan shalat
·         berdoa
·         setelah makan dan minum
·         ketika bersin
·         selesai mengerjakan suatu pekerjaan
5. Tahlil
Kalimat thayyibah tahlil yaitu laa ilaha ilallah ( لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ) yang artinya tiada Tuhan selain Allah. Kalimat tahlil merupakan kalimat tauhid yang membedakan antara iman dan kekafiran.
Merujuk pada beberapa hadits shahih, kalimat thayyibah tahlil diucapkan ketika berada dalam situasi berikut.
·         berdzikir
·         ketika dihadapkan pada bencana, tertimpa musibah atau kesusahan, contohnya kisah Nabi Yunus ditelan ikan
·         menjawab adzan karena hukum menjawab adzan adalah sunnah
·         ketika sakit
·         saat pagi atau petang
·         sebelum bangkit dari shalat Maghrib dan Subuh saat kedua kaki masih dalam keadaan tasyahhud
·         ketika masuk pasar
·         ketika terbangun tengah malam
·         berwudhu
·         ketika menjelang ajal.
6. Takbir
Kalimat thayyibah takbir yaitu Allahu Akbar (الله أَكْبَر) yang artinya Allah Maha Besar dan paling besar dari segala yang besar dan kebesaran-Nya tak terbatas.
Merujuk pada beberapa hadits shahih, kalimat thayyibah takbir diucapkan ketika berada dalam situasi berikut ini.
·         saat mendengar adzan
·         ketika mengerjakan takbiratul ihram dalam shalat
·         ketika ruku’, mengangkat kepala dari ruku’, dan saat bangkit dari dua sujud dalam shalat
·         ketika mengangkat dan menurunkan tangan dalam shalat
·         ketika shalat jenazah bertakbir sebanyak empat kali
·         ketika memulai shalat malam
·         ketika shalat dua hari raya
·         setelah mengerjakan shalat
·         ketika hendak tidur
·         ketika melihat bulan
·         ketika menyembelih hewan
·         ketika mendengar hal yang menggembirakan
·         ketika beradzan di telinga bayi yang baru lahir
·         ketika bepergian
·         saat menaiki kendaraan
·         ketika mengerjakan ibadah haji
·         saat melempar jumrah
·         ketika bertahlil dan bertakbir saat di Mina dan Arafah
·         ketika bertakbir pada dua hari raya
7. Al-Hauqalah
Kalimat thayyibah al-Hauqalah yaitu laa haula walaa quwwata illa billaahil aliyyil adziim (لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ ) yang artinya tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali atas kehendak Allah.
Merujuk pada beberapa hadits shahih, kalimat ini diucapkan ketika kita berada dalam situasi berikut.
·         memohon pertolongan kepada Allah subhaanahu wa ta’ala,
·         ketika keluar dari rumah
·         setelah mendengar muadzin mengucapkan ‘Hayya ‘alash shalaah, hayya ‘alal falaah. 
8. Istighfar
Kalimat thayyibah istighfar yaitu astaghfirullah ( أستغفرالله ) yang artinya aku memohon ampun kepada Allah. Maksudnya adalah memohon kepada Allah subhaanahu wa ta’ala agar segala dosa seorang hamba diampuni.
Sebagai manusia yang tak luput dari dosa, kita dianjurkan untuk selalu beristighfar di beberapa waktu berikut.
·         ketika sahur karena waktu sahur adalah salah satu waktu terkabulnya doa
·         pada sepertiga malam terakhir
·         ketika sedang mengerjakan dan setelah shalat
·         ketika hendak mengakhiri sebuah majelis
·         ketika menjelang ajal
·         setelah melakukan perbuatan dosa
·         ketika terjadi gerhana bulan dan matahari
·         ketika terjaga di malam hari di atas tempat tidur
·         ketika bangun malam untuk melaksanakan shalat tahajjud
·         ketika keluar dari kamar mandi atau WC
·         ketika mengerjakan rukun Islam kelima yakni haji.


1 comment:

  1. Assalamualaikum wr.wb terimakasih umi materi nya 🙏🙏😇😇😇 wassalamualaikum wr.wb .

    ReplyDelete