Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas : 3a, 3b,dan 3C
Hari/Tanggal : Selasa, 21 juli 2020
Secara sederhana Kalimat Thayyibah berarti perkataan yang
baik, sopan dan mengandung perbuatan ma’ruf serta mencegah dari kemunkaran.Ada
banyak sekali macam kalimat thayyibah ini, seperti kalimat thayyibah tasbih
(Subhanallah), kalimat thayyibah tahmid (Alhamdulillah), kalimat thayyibah
takbir (Allahu Akbar) dan kalimat thayyibah tahlil (Laa ilaaha Illallaah).
Semuanya ini juga disebut dengan kalimat dzikir.Ada juga kalimat toyibah
Basmalah (Bismillaahirrohmaanirrohiim), kalimat thayyibah Assalamualaikum,
kalimat thayyibah tarji’ (Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun), kalimat
thayyibah istighfar (Astaghfirullahal ‘Adziim), dll.
Sebagai seorang muslim, kita harus bangga mengucapkan
kalimat dzikir dan thayyibah dalam setiap keadaan. Sebagaimana mereka
orang-orang yang lalai bangga mengucapkan kata-kata jorok dan kasar.
Kalimat toyibah diantaranya adalah sebagai berikut:
Kalimat Thayyibah Bismillah
بسم الله الرحمن الرحيم
adalah kalimat toyibah yang biasa digunakan untuk memulai segala aktifitas yang
baik. Misalnya untuk memulai makan, memulai suatu pembicaraan, memutuskan
segala sesuatu yang penting, dll.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
كُلُّ كَلَامٍ أَوْ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُفْتَحُ بِذِكْرِ اللهِ
فَهُوَ أَبْتَرُ – أَوْ قَالَ : أَقْطَعُ
“Setiap pembicaraan/perkataan atau perkara penting yang
tidak dibuka dengan dzikir menyebut nama Allah, maka terputuslah berkahnya.”
(HR. Ahmad, 2: 359.)
Kalimat toyibah Bismillah ini memiliki arti “Dengan menyebut
nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”, oleh sebab itulah kita
diperintah membaca Bismillah sebelum memutuskan segala sesuatu atau ketika akan
memulai sesuatu yang baik.
Tujuan dari pengucapan kalimat toyibah Bismillah ini
sebagaimana hadits diatas, yaitu agar tidak terputus berkahnya dari perkara
baik yang kita lakukan.
Kalimat Thayyibah Assalamualaikum
Kalimat Thayyibah assalamualaikum adalah kalimat toyibah
yang mengandung keselamatan dan kesejahteraan. Kalimat salam ini sunnah
diucapkan apabila bertemu dengan sesama muslim, masuk ruangan, mengawali
pembicaraan, dll. Namun wajib hukumnya menjawabi salam tersebut bagi orang yang
diberi ucapan salam.
Kalimat toyibah salam ini juga menjadi salah satu haq dari 6
haq yang harus dipenuhi oleh seorang muslim, sebagaimana sabda Nabi:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ
عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا
اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذاَ مَرِضَ
فَعُدْهُ وَإِذاَ مَاتَ فَاتْـبَعْهُ .رَوَاهُ
مُسلِم
“Haq muslim terhadap muslim lainnya itu ada enam:
1. Apabila kamu bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam
kepadanya,
2.Apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya,
3. Apabila ia meminta nashihat kepadamu, maka berilah ia
nashihat,
4. Apabila ia bersin dan mengucapkan “Alhamdulillah”, maka
doakanlah ia dengan ucapan ‘‘Yarhamukallah’’,
5. Apabila ia sakit, maka jenguklah ia,
6. Dan apabila ia meninggal, maka iringilah jenazahnya.”
(HR. Muslim)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ
رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan,
maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau
balaslah penghormatan itu (yang serupa dengannya). Sesungguhnya Allah
memperhitungankan segala sesuatu.” ( QS An-Nisaa’ : 86)
Arti Assalamualaikum sendiri adalah “keselamatan dan
kesejahteraan semoga tetap tercurahkan kepadamu”, maka sudah selayaknya kita
juga kembali mendoakan untuk orang yang mengucapkan salam kepada kita.
Baca Juga:
Bacaan Tasbih, Tahmid dan Takbir Serta Keutamaannya
Dahsyatnya Bacaan Istighfar dan Doa Sayyidul Istighfar
Kalimat Thayyibah Subhanallah dan Masya Allah
“Subhanallah” adalah salah satu kalimat toyibah yang biasa
diucapkan oleh Muslim Indonesia ketika melihat sesuatu yang menakjubkan.
Sedangkan kalimat Masya Allah diucapkan ketika melihat sesuatu yang
mengejutkan, mengagetkan, dsb.
Sebenarnya hal itu kurang tepat penempatannya, namun begitu,
hal itu tetap baik untuk dilakukan karena keduanya merupakan sama-sama kalimat
toyibah.
Adapun mengenai penempatannya sendiri yang lebih tepat
adalah sebagai berikut:
1. Pendapat Pertama
Pendapat pertama mengatakan bahwa kalimat toyibah tasbih ini
lebih tepat diucapkan ketika sedang dalam keadaan takjub atau heran atas
sesuatu atau peristiwa yang terjadi yang tidak pantas untuk Allah, baik yang
didengar atau dilihat. Adapun dasarnya adalah sebagai berikut:
Abu Hurairah ra. pernah bertemu dengan Nabi SAW sedangkan ia
dalam kondisi junub. Kemudian Abu Hurairah ra. pergi mandi tanpa pamit kepada
Baginda Rasulullah SAW. Setelah Abu Hurairah ra. kembali Rasulullah SAW pun
bertanya, “mengapa tadi kamu pergi”? Abu Hurairah ra. menjawab, “Aku junub, dan
aku tidak suka duduk bersama Engkau wahai Rasulullah sedangkan aku dalam
kondisi tidak suci.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
سُبْحَانَ اللَّهِ! إِنَّ الْمُسْلِمَ لاَ يَنْجُسُ
“Subhanallah! Sesungguhnya muslim itu tidak najis.” (HR.
Bukhari: 279)
Rasulullah SAW heran terhadap sikap Abu Hurairah yang
menyangka bahwa dirinya najis hanya karena dalam keadaan junub. Oleh sebab itu,
Nabi pun menjelaskan bahwa seorang muslim itu tidak najis meskipun dalam
keadaan junub. Sehingga tidak perlu minder jika bertemu bertemu dengan sesama
muslim.
Sedangkan dalam kondisi takjub atas suatu peristiwa,
dasarnya adalah:
Dari Muhammad ibn Jahsy ra, “Suatu ketika Rasulullah SAW
melihat ke langit, kemudian beliau bersabda:
سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا نُزِّلَ مِنَ التَّشْدِيدِ
“Subhanallah betapa berat ancaman yang diturunkan ….”
Pada lanjutan hadits diatas, Rasulullah SAW takjub/kaget
terhadap suatu ancaman yang diturunkan Allah kepada orang-orang yang malas
dalam membayar hutang.
Kalimat thayyibah subhanallah ini juga disebutkan dalam
Al-Qur’an:
“Mereka (orang-orang Nasrani) berkata, ‘Allah mempunyai
anak’, Maha Suci Dia (dari tuduhan itu).” (QS. Al-Baqarah:116)
Sedangkan kalimat Masya Allah adalah lebih tepat ketika
melihat hal yang indah-indah dan mengagumkan (kebalikan dari kebiasaan
masyarakat kita).
Allah berfirman:
وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا
قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Mengapa ketika kamu memasuki kebunmu tidak mengucapkan
“Maasyaa Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua
ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. al-Kahfi:
39)
2. Pendapat Kedua
Menurut pendapat yang kedua, pengucapan kalimat Subhanallah
atau Masya Allah lebih rinci lagi.
1.“Subhanallah” boleh diucapkan ketika
melihat/mendengar/mengetahui sesuatu yang indah atau menakjubkan, dengan
catatan sesuatunya tersebut murni atas kuasa Allah tanpa campur tangan manusia.
Contohnya adalah saat kita melihat pemandangan alam yang
indah, mukjizat nabi-rasul, karomah, atau ketika terjadi peristiwa gempa bumi,
gunung meletus dan sebagainya.
Pemahaman ini berdasarkan ayat pertama dalam surat Al-Isra’
dan beberapa ayat lain dalam Al-Qur’an:
سبحان الذي اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الاقصى
الذي باركنا حوله لنريه من اياتنا انه هو السميع البصير
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
2.“Masya Allah” diucapkan ketika kita melihat/mendengar/mengetahui
suatu kejadian yang indah atau menakjubkan, namun terdapat peranan manusia
dalam kejadian tersebut.
Contohnya adalah ketika kita melihat suatu bangunan yang
megah dan indah, memasuki taman yang cantik,
suatu prestasi atau teknologi yang canggih dan lain sebagainya.
Allah berfirman di surat al-Kahfi,
وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا
قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Mengapa ketika kamu memasuki kebunmu tidak mengucapkan
“Maasyaa Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua
ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. al-Kahfi:
39)
Ayat tersebut pemahamannya menggunakan penjelasan yang sama
dengan yang diatas tadi. Dalam ayat tersebut, objek dari pengucapan “Masya
Allah” adalah kebun.
Sedangkan dalam kebun tersebut, selain terdapat
tanaman-tanaman yang tumbuh atas izin Allah, juga ada usaha dari manusia
pemilik kebun yaitu menanamnya, memupuki, menyirami dan seterusnya.
Arti Subhanallah dan Masya Allah
Kalimat Thayyibah Subhanallah (سبحان الله) artinya adalah
“Maha Suci Allah”. Maksudnya yaitu, Allah adalah Dzat yang Maha suci dari
segala kekurangan, keburukan, kecacatan dan segala hal yang bertolak belakang
dengan sifat kesempurnaan Allah. Ungkapan ini juga sekaligus menunjukkan
keagungan Allah, bahwa memang Allah-lah satu-satunya Dzat yang Maha Suci.
Sedangkan arti Masya Allah (ماشاء الله) adalah “Segala
sesuatu terjadi Atas kehendak Allah”.
Kalimat Thayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billah
Selain disebut sebagai kalimat toyibah, kalimat dzikir La
Haula Wala ini disebut juga dengan bacaan hawqolah. Kalimat dzikir ini
merupakan suatu bentuk kefanaan manusia.
Yaitu sebuah pengakuan atas kelemahan dan ketidak berdayaan
diri manusia, meskipun kuasa sekecil bij dzarroh. Tidak ada kekuatan sama
sekali dalam berbuat taat, kecuali atas pertolongan Allah. Dan tidak ada daya
sama sekali untuk menghindar dari ma’siat, kecuali juga atas pertolongan Allah.
Dengan demikian, terbukalah kefahaman bahwa Allah adalah
dzat yang benar-benar Maha kuasa, sedangkan kita tiada kuasa sama sekali.
Setelah adanya pengakuan tersebut, maka kalimat dzikir
hawqolah ini diucapkan ketika seseorang memiliki ‘azam, yaitu suatu keinginan
yang kuat. Karena dari kalimat toyibah ini timbul pancaran tawakkal yang kuat.
Kalimat Thayyibah Tahlil
Kalimat Thayyibah Tahlil adalah kalimat dzikir Laa ilaaha
Illallaah, disebut juga dengan kalimat tauhid. Sebab makna dari kalimat dzikir
ini berisi tentang ke-ESA-an Allah.
Disebut kalimat tauhid karena meniadakan segala sesembahan
melainkan hanya Allah. Arti kalimat dzikir ini adalah, “Tiada Tuhan yang haq
disembah kecuali hanya Allah”.
Bacaan Tahlil ini adalah sebaik-baik kalimat dzikir,
sebagaimana hadits Nabi SAW :
أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَفْضَلُ الدُّ عَاءِ
الْحَمْدُ للهِ
Sebaik-baik dzikir adalah (membaca) lâ ilâha illallâh. Dan
sebaik-baik doa yaitu alhamdulillah (HR. al-Bukhari no.99)
Salam
Kalimat thayyibah salam
yaitu as-salamua’laikum ( السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ) yang
berarti semoga keselamatan dan kasih sayang Allah serta kebaikan terlimpah
kepada kalian.
Kalimat
ini diucapkan ketika bertemu dengan sesama muslim, bertamu, memulai suatu
pertemuan atau majelis, dan berpisah.
2. Basmallah
Kalimat thayyibah basmalah
yaitu bismillah (بِسْمِ اللّه) atau bismillahirrahman nirrahiim ( بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ) berarti dengan
nama Allah atau dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.
Kalimat
ini diucapkan ketika melakukan berbagai macam amalan ibadah, melakukan sesuatu,
diniatkan untuk mendapatkan keberkahannya, saat keluar rumah, saat
berkendaraan, saat belajar, bersenggama dan lain-lain.
3. Tasbih
Kalimat thayyibah tasbih
yaitu subhanallah ( سُبْحَانَ اللَّه ) artinya
Maha Suci Allah dari berbagai macam hal yang tidak pantas bagi-Nya.
Merujuk
pada beberapa hadits shahih, kalimat ini diucapkan ketika berada dalam situasi
berikut.
·
berdzikir
·
ketika melakukan kesalahan di suatu majelis
·
setelah berwudhu
4. Tahmid
Kalimat thayyibah tahmid
yaitu alhamdulillah (الْحَمْدُ لِلَّهِ ) atau segala puji bagi Allah. Kalimat tahmid yang lengkap
adalah alhamdulillahirabbil ‘alamin yang berarti segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Kalimat ini diucapkan sebagai bentuk rasa syukur dan ungkapan rasa
terima kasih kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala apa yang diterima.
Merujuk
pada beberapa hadits shahih, kalimat tahmid biasanya diucapkan pada situasi
berikut.
·
saat mendapatkan rezeki dari Allah subhanahu
wa ta’ala
·
mendapat kebahagiaan
·
ketika melihat orang yang tertimpa musibah
·
ketika melihat sesuatu yang tidak disukai
·
mengerjakan shalat
·
berdoa
·
setelah makan dan minum
·
ketika bersin
·
selesai mengerjakan suatu pekerjaan
5. Tahlil
Kalimat thayyibah tahlil
yaitu laa ilaha ilallah ( لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ) yang artinya tiada
Tuhan selain Allah. Kalimat tahlil merupakan kalimat tauhid yang membedakan
antara iman dan kekafiran.
Merujuk pada beberapa hadits shahih, kalimat thayyibah tahlil diucapkan ketika berada dalam
situasi berikut.
·
berdzikir
·
ketika sakit
·
saat pagi atau petang
·
sebelum bangkit dari shalat Maghrib dan Subuh saat kedua kaki
masih dalam keadaan tasyahhud
·
ketika masuk pasar
·
ketika terbangun tengah malam
·
berwudhu
·
ketika menjelang ajal.
6. Takbir
Kalimat thayyibah takbir
yaitu Allahu Akbar (الله أَكْبَر) yang artinya Allah Maha
Besar dan paling besar dari segala yang besar dan kebesaran-Nya tak terbatas.
Merujuk pada beberapa hadits shahih, kalimat thayyibah takbir diucapkan ketika berada dalam
situasi berikut ini.
·
saat mendengar adzan
·
ketika mengerjakan takbiratul ihram dalam
shalat
·
ketika ruku’, mengangkat kepala dari ruku’, dan saat bangkit dari
dua sujud dalam shalat
·
ketika mengangkat dan menurunkan tangan dalam shalat
·
ketika memulai shalat malam
·
ketika shalat dua hari raya
·
setelah mengerjakan shalat
·
ketika hendak tidur
·
ketika melihat bulan
·
ketika menyembelih hewan
·
ketika mendengar hal yang menggembirakan
·
ketika beradzan di telinga bayi yang baru lahir
·
ketika bepergian
·
saat menaiki kendaraan
·
ketika mengerjakan ibadah haji
·
saat melempar jumrah
·
ketika bertahlil dan bertakbir saat di Mina dan Arafah
·
ketika bertakbir pada dua hari raya
7. Al-Hauqalah
Kalimat thayyibah al-Hauqalah
yaitu laa haula walaa quwwata illa billaahil aliyyil adziim (لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ ) yang artinya tiada
daya upaya dan tiada kekuatan kecuali atas kehendak Allah.
Merujuk
pada beberapa hadits shahih, kalimat ini diucapkan ketika kita berada dalam
situasi berikut.
·
memohon pertolongan kepada Allah subhaanahu wa ta’ala,
·
ketika keluar dari rumah
·
setelah mendengar muadzin mengucapkan ‘Hayya ‘alash shalaah, hayya ‘alal falaah.
8. Istighfar
Kalimat thayyibah istighfar
yaitu astaghfirullah ( أستغفرالله ) yang artinya aku memohon ampun kepada Allah. Maksudnya adalah
memohon kepada Allah subhaanahu wa ta’ala agar segala dosa
seorang hamba diampuni.
Sebagai
manusia yang tak luput dari dosa, kita dianjurkan untuk selalu beristighfar di
beberapa waktu berikut.
·
pada sepertiga malam terakhir
·
ketika sedang mengerjakan dan setelah shalat
·
ketika hendak mengakhiri sebuah majelis
·
ketika menjelang ajal
·
setelah melakukan perbuatan dosa
·
ketika terjadi gerhana bulan dan matahari
·
ketika terjaga di malam hari di atas tempat tidur
·
ketika keluar dari kamar mandi atau WC